Ketika kita mendengar kata “Akuntansi,” yang terbayang mungkin adalah laporan keuangan perusahaan swasta, audit, atau perpajakan. Namun, Akuntansi memiliki peran yang jauh lebih krusial di balik layar pemerintahan, yaitu memastikan transparansi dan efisiensi dalam penggunaan anggaran publik—inilah yang dikenal sebagai Akuntansi Sektor Publik.
Dalam rangka menjembatani teori akademik dengan praktik nyata di lapangan, Mahasiswa Akuntansi Profesional Indonesia baru-baru ini melaksanakan Kunjungan Industri yang strategis. Targetnya bukan pabrik atau bank komersial, melainkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan.
Mengapa Bappeda menjadi destinasi vital bagi calon akuntan profesional? Bappeda adalah “otak” perencanaan kota. Di sinilah keputusan alokasi dana untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan—yang dipertanggungjawabkan melalui sistem akuntansi—ditetapkan. Kunjungan ini membuka wawasan baru bagi mahasiswa tentang bagaimana ilmu hitung-menghitung mereka menentukan nasib dan kemajuan sebuah kota.
I. Mengapa Bappeda Adalah “Laboratorium Nyata” Akuntansi Sektor Publik?
Bappeda, sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang fokus pada perencanaan, berada di jantung siklus anggaran dan pembangunan daerah. Kunjungan ini memberikan manfaat tak ternilai, terutama dalam konteap praktik Akuntansi Sektor Publik.
1. Memahami Siklus Perencanaan dan Penganggaran (PPAS)
Di Bappeda, mahasiswa belajar bahwa akuntansi dimulai bahkan sebelum uang dikeluarkan. Bappeda bertugas menyusun dokumen kunci seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Dokumen ini menjadi dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
- Pentingnya Akuntansi: Akuntansi menyediakan data historis dan prediksi biaya (Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya) yang memastikan rencana pembangunan realistis, efisien, dan sesuai dengan kapasitas fiskal daerah.
2. Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual (SAP)
Pemerintah Daerah di Indonesia wajib menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual. Ini adalah tantangan besar yang berbeda dari akuntansi perusahaan swasta.
- Pembelajaran Nyata: Mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana Bappeda sebagai SKPD mencatat transaksi, mulai dari pengakuan aset tetap (misalnya, peralatan kantor atau hasil proyek fisik) hingga penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca sesuai SAP. Ini menghilangkan kebingungan teori di kelas dan menunjukkan implementasi riil.
3. Pengendalian Biaya dan Value for Money
Akuntansi di Bappeda bukan hanya soal mencatat, tetapi juga tentang pengendalian. Bappeda mengalokasikan miliaran dana untuk program-program strategis (misalnya, banjir, kemacetan, atau pengembangan UMKM).
- Kontrol Keuangan: Mahasiswa Akuntansi Profesional Indonesia melihat bagaimana sistem akuntansi menjadi alat untuk mengukur efektivitas dan efisiensi (konsep Value for Money). Apakah dana yang dikeluarkan Bappeda benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Kota Medan? Akuntansi Pertanggungjawaban adalah kuncinya.
II. Tantangan Akuntan di Pemerintahan: Berbeda dari Dunia Korporat
Dunia Akuntansi Sektor Publik memiliki tantangannya sendiri, dan kunjungan ini mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapinya.
1. Tantangan Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Akuntansi perusahaan bertanggung jawab kepada pemegang saham dan investor; sementara akuntansi pemerintah bertanggung jawab kepada publik (masyarakat).
- Keterbukaan Informasi: Mahasiswa mempelajari prosedur pelaporan yang memastikan data keuangan Bappeda dapat diakses dan diaudit oleh publik (melalui BPK, Inspektorat, dan DPRD). Konsep Transparansi Keuangan menjadi pelajaran etika yang nyata.
2. Regulasi yang Kompleks dan Dinamis
Akuntansi pemerintahan terikat pada banyak sekali peraturan perundang-undangan (UU Keuangan Negara, PP, dan Permendagri) yang sering berubah.
- Kebutuhan Kompetensi: Kunjungan ini menekankan pentingnya akuntan publik harus selalu up-to-date dengan regulasi terbaru, tidak hanya mengandalkan PSAK (Standar Akuntansi Keuangan) swasta.
3. Peran Bendahara dan PPK-SKPD
Mahasiswa mendapat wawasan tentang peran vital staf keuangan di Bappeda, seperti Bendahara Pengeluaran dan Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD).
- Penerapan Praktis: Mereka melihat bagaimana proses penatausahaan keuangan, mulai dari pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) hingga terbitnya Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), dilakukan secara prosedural dan akuntabel.
Baca Juga: Profesi Akuntan Pajak: Keterampilan, Pendidikan, dan Prospek Karier
III. Membentuk Akuntan Profesional: Soft Skills dan Hard Skills yang Terintegrasi
Kunjungan Industri ini menjadi ajang penting bagi mahasiswa Akuntansi Profesional Indonesia untuk mengintegrasikan pengetahuan teknis (hard skills) dengan kemampuan non-teknis (soft skills).
1. Penguasaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pemerintahan
Era digital menuntut Akuntan Pemerintah menguasai sistem terintegrasi. Mahasiswa mendapatkan gambaran tentang penggunaan aplikasi seperti Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) atau aplikasi keuangan daerah lainnya yang digunakan Bappeda Kota Medan.
- Hard Skill Digital: Akuntan masa depan harus fasih dalam input data, pelaporan, dan analisis kinerja melalui sistem digital yang terintegrasi.
2. Keterampilan Komunikasi dan Etika Sektor Publik
Di sektor publik, etika dan komunikasi adalah segalanya. Seorang akuntan pemerintah harus mampu:
- Menyajikan Laporan Secara Jelas: Menerjemahkan angka-angka anggaran yang kompleks menjadi informasi yang mudah dipahami oleh pimpinan non-akuntansi (Kepala Bappeda, Walikota) dan masyarakat.
- Integritas Tinggi: Bertanggung jawab penuh atas keakuratan data anggaran dan menjunjung tinggi integritas untuk mencegah praktik korupsi.
3. Jaringan Karier: Dari Kampus ke Birokrasi Kota
Kunjungan ini juga berfungsi sebagai pintu gerbang karier. Mahasiswa dapat langsung berinteraksi dan berdiskusi dengan para Pejabat Fungsional Perencana atau staf Akuntansi di Bappeda.
- Peluang Magang dan ASN: Momen ini membuka peluang bagi mahasiswa Akuntansi Profesional Indonesia untuk mendapatkan kesempatan Magang atau mempersiapkan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten di bidang perencanaan dan keuangan daerah.
Penutup: Akuntan Bukan Hanya Juru Tulis, Tapi Penentu Kebijakan
Kunjungan Mahasiswa Akuntansi Profesional Indonesia ke Bappeda Kota Medan adalah bukti nyata bahwa peran akuntan meluas jauh melampaui pembukuan sederhana. Mereka adalah pengawal anggaran publik, penjamin akuntabilitas, dan kontributor utama dalam memastikan perencanaan pembangunan daerah berjalan efektif, efisien, dan transparan.
Bagi calon akuntan, pengalaman ini mengubah perspektif: Anda bukan sekadar juru tulis angka, melainkan penentu kebijakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan jutaan warga Kota Medan. Bekali diri Anda dengan pemahaman mendalam tentang Akuntansi Sektor Publik dan kesiapan digital, dan Anda siap menjadi profesional yang dicari, baik di korporat maupun di birokrasi.
Setelah melihat kompleksitas Akuntansi di Bappeda, tantangan spesifik apa dari Akuntansi Sektor Publik yang paling menarik perhatian Anda?
